Dalam wawancara eksklusif bersama Cointelegraph, analis kripto Benjamin Cowen menyoroti tekanan makro, sentimen yang redup, serta dinamika siklus yang membentuk arah Bitcoin menuju 2026.

CEO Tether Paolo Ardoino memperingatkan bahwa koreksi sektor AI dapat merembet ke pasar kripto pada 2026; sejumlah analis memprediksi harga Bitcoin bisa turun hingga US$65.000.

Alex Thorn dari Galaxy mengatakan puncak Bitcoin di US$126.000 setara dengan US$99.848 setelah disesuaikan inflasi, sehingga gagal mencapai tonggak enam digit.

Intensitas jual Bitcoin perlahan menyurut seiring stabilisasi momentum, kapitulasi miner, dan iklim likuiditas yang berbalik kondusif.

Bitcoin kerap mengalami reli setelah drop hashrate yang berkepanjangan, sebuah pola yang berpotensi memberi kelegaan yang sangat dibutuhkan bagi banyak miner Bitcoin yang saat ini tertekan oleh harga.

Ethereum bangkit 16% dan merebut kembali US$3.000, seiring akumulasi agresif crypto whale, pasokan di crypto exchange turun ke level terendah 9 tahun, serta lonjakan aktivitas jaringan.

Bitcoin hadapi risiko breakdown saat emas dan perak justru sukses torehkan rekor all-time high (ATH) di tengah gejolak pasar Jepang.

Sentimen media sosial menunjukkan Bitcoin berada di zona rawan. Ada potensi drop hingga di bawah US$75.000, menurut pendiri Santiment, Maksim Balashevich.

Saat para pelaku pasar terus berspekulasi kapan altcoin season akan benar-benar tiba, co-founder BitMEX, Arthur Hayes, justru berpendapat bahwa “altcoin season sebenarnya selalu berlangsung”.

XRP terlihat semakin bearish di bawah level US$2, di mana sejumlah indikator mengisyaratkan potensi crash menuju US$1 dalam beberapa pekan ke depan.

Merespons dampak katastrofik banjir dan longsor di Sumatra, Binance Charity salurkan bantuan senilai US$245.000 (Rp4 miliar) lewat kolaborasi dengan PMI serta distribusi airdrop BNB langsung kepada korban terdampak.

Reksa dana Bitcoin dan aset digital kuantitatif Capriole mengatakan harga Bitcoin bisa anjlok jika jaringan tidak mengembangkan ketahanan terhadap komputasi kuantum.

Jumlah Bitcoin di wallet long-term holder mencapai titik terendah dalam siklus saat ini. Namun, apakah kondisi ini cukup untuk membantu bull menangkir crash menuju US$68.000?

Analis makro global Luke Gromen turunkan antusiasmenya pada Bitcoin, memperingatkan bahwa kripto nomor wahid ini terlihat rentan karena kondisi makro, narasi risiko kuantum, dan perubahan teknikal.

Revisi UU P2SK justru memantik kekhawatiran bahwa pengetatan regulasi yang berlebihan bisa mengorbankan inovasi demi stabilitas semu.

Meme coin sejak awal bukan soal meme, lelucon, atau nihilisme finansial; justru teknologi yang mendasarinya beserta implikasinyalah yang menyimpan potensi nyata.

Kisah tragis ayah tunggal kehilangan 1 BTC akibat pig butchering. Bukti bahwa keamanan multisig tercanggih pun bisa runtuh menghadapi manipulasi psikologis.

Komunitas Bitcoin terus berdebat ihwal implikasi filosofis dan pasar dari komputer kuantum yang meretas alamat-alamat lama yang rentan.