Cointelegraph
Ciaran LyonsCiaran Lyons

Santiment: Pasar Kripto Belum Cukup “Takut” untuk Konfirmasi Bottom

Sentimen media sosial menunjukkan Bitcoin berada di zona rawan. Ada potensi drop hingga di bawah US$75.000, menurut pendiri Santiment, Maksim Balashevich.

Santiment: Pasar Kripto Belum Cukup “Takut” untuk Konfirmasi Bottom
Berita

Para trader kripto belum menunjukkan tingkat ketakutan yang memadai di media sosial untuk mengonfirmasi terbentuknya bottom pasar, menurut analis kripto yang menilai bahwa Bitcoin masih berpeluang meluncur hingga kisaran US$75.000.

“Level itu terlihat sangat menggoda untuk didekati,” tutur pendiri platform analitik sentimen pasar kripto Santiment, Maksim Balashevich, dalam sebuah video yang diunggah ke YouTube pada Jumat.

Jika skenario tersebut terjadi, harga Bitcoin (BTC) akan terkoreksi sekitar 14,77% dari harga saat ini di kisaran US$88.350, berdasarkan data CoinMarketCap.

Cryptocurrencies
Dalam 30 hari terakhir, Bitcoin masih mencatat kenaikan 1,81% | Sumber: CoinMarketCap

Balashevich menjelaskan bahwa keraguannya berasal dari observasi terhadap optimisme yang masih cukup dominan di ruang percakapan daring. Menurutnya, kondisi seperti itu biasanya tidak sejalan dengan terbentuknya titik dasar pasar (market bottom) yang sesungguhnya.

“Kerumunan belum cukup takut untuk membentuk bottom,” tulis Santiment dalam laporannya pada hari yang sama.

Baca Juga: Van de Poppe Beber Strategi Trading Altcoin Pasca Crash, Incar Target +500%

Optimisme Berlebihan Jadi Tanda Peringatan

“Di beberapa kanal yang didominasi ritel, orang-orang sibuk membicarakan pemangkasan suku bunga oleh Bank of Japan, bear yang terjebak, dan keyakinan bahwa harga akan langsung melanjutkan kenaikan dari sini,” ujarnya.

“Pernyataan-pernyataan seperti ini bukanlah hal yang ingin saya lihat,” tegasnya. Ia menambahkan, jika situasinya berbeda dan sentimen publik jauh lebih pesimistis, ia akan merasa “sangat percaya diri” untuk menyebut bahwa pasar telah mencapai bottom.

Pada Jumat yang sama, Bank of Japan menaikkan suku bunga ke level tertinggi dalam 30 tahun di angka 0,75%. Itu menjadi sebuah langkah yang secara historis kerap diikuti oleh koreksi Bitcoin sekitar 20%.

Meski demikian, Balashevich menilai bahwa apabila Bitcoin benar-benar turun ke area tersebut, kondisi itu justru dapat menghadirkan setup yang sangat menarik bagi para trader.

Pada Kamis sebelumnya, Jurrien Timmer, Direktur Riset Makro Global di Fidelity, menyatakan bahwa Bitcoin bisa saja “mengambil jeda satu tahun” pada 2026, dengan potensi penurunan harga hingga sekitar US$65.000.

Namun, pandangan tersebut tidak sepenuhnya disepakati. Analis lain, termasuk Chief Investment Officer Bitwise, Matt Hougan, justru memprediksi 2026 sebagai tahun yang positif bagi Bitcoin.

Indikator Pasar Kripto Tidak Sepenuhnya Sejalan

Menariknya, sejumlah indikator pasar justru bertolak belakang dengan pandangan Balashevich.

Crypto Fear & Greed Index, yang bertugas mengukur sentimen pasar kripto secara keseluruhan, telah bertahan di zona “Extreme Fear” sejak 14 Desember. Pada Minggu lalu, indeks tersebut mencatat skor 20, yang mencerminkan ketakutan ekstrem.

Baca Juga: Bitcoin Makin Serupai Pola 2022, Bisakah BTC Cegah Drop ke US$68.000?

Indikator lain juga mengisyaratkan sikap risk-off di kalangan trader.

Altcoin Season Index, yang mengukur kinerja 100 altcoin teratas relatif terhadap Bitcoin selama 90 hari terakhir, menunjukkan angka “Bitcoin Season” di level 17 dari 100 pada Sabtu.

Baca Juga: Analisis: Bear Flag Tahun Baru Bitcoin Picu Target BTC US$76.000 Berikutnya