Cointelegraph
Yashu GolaYashu Gola

Ada Risiko Gelembung AI pada 2026: Apa Dampaknya ke Bitcoin?

CEO Tether Paolo Ardoino memperingatkan bahwa koreksi sektor AI dapat merembet ke pasar kripto pada 2026; sejumlah analis memprediksi harga Bitcoin bisa turun hingga US$65.000.

Ada Risiko Gelembung AI pada 2026: Apa Dampaknya ke Bitcoin?
Analisis Pasar

Kekhawatiran kian menguat bahwa pasar ekuitas global tengah melayang menuju gelembung baru, didorong oleh optimisme berlebihan atas AI. Jika gelembung (bubble) tersebut pecah pada 2026, Bitcoin (BTC) dan pasar kripto secara luas berpotensi menjadi salah satu yang pertama merasakan dampaknya.

Ringkasan:

  • Risiko gelembung AI berpotensi menghantam kripto lebih dulu, seiring pasar saham yang terlalu teregang dan dibiayai utang mulai terurai.

  • Bitcoin berpotensi turun ke kisaran US$60.000–US$75.000, namun dukungan institusional diperkirakan dapat membatasi penurunan dibandingkan crash sebelumnya.

Gelembung AI Bisa Picu Kejatuhan “Parah” di Pasar Saham

Pada November, 45% manajer dana yang disurvei oleh Bank of America menandai “gelembung AI” sebagai tail risk terbesar pasar, melonjak dari hanya 11% pada September.

Risiko gelembung AI vs risiko lain pada 2026 | Sumber: BofA Global Fund Manager Survey

Lebih dari separuh responden menyatakan saham-saham AI saat ini sudah diperdagangkan di wilayah gelembung, dipicu oleh belanja besar dengan tingkat pengembalian investasi (return on investment / ROI) yang buruk.

Perusahaan seperti Meta Platforms, Amazon, Microsoft, Alphabet, dan Oracle telah meningkatkan belanja infrastruktur AI sepanjang 2025.

Belanja modal hyperscaler | Sumber: Bloomberg

Belanja tersebut diperkirakan terus melonjak. Total belanja modal (capex) gabungan diproyeksikan naik 64% secara tahunan hingga melampaui US$500 miliar pada 2026, menurut Alexander Joshi, Head of Behavioral Finance di Barclays UK.

“Perkiraan menempatkan pusat data AI sebagai salah satu pembangunan infrastruktur terbesar dalam sejarah modern,” tulisnya dalam laporan November, seraya menambahkan:

“Pusat data AI kini mendorong porsi signifikan pertumbuhan PDB AS. Meski tidak serta-merta buruk, ketergantungan ini berisiko jika momentum AI melambat. Jika ekspektasi runtuh, pembalikannya bisa sangat keras.”

Analis keuangan HedgieMarkets memperingatkan bahwa boom AI berisiko memicu crash yang jauh lebih keras ketimbang pecahnya gelembung dot-com awal 2000-an. Alasannya, sektor ini menghabiskan sekitar US$400 miliar untuk menghasilkan hanya US$60 miliar pendapatan pada 2025, dengan sebagian besar perusahaan tidak membukukan imbal hasil.

Berbeda dengan era dot-com yang didanai ekuitas, ekspansi AI saat ini didorong oleh utang, meningkatkan risiko kegagalan berantai di private equity, perbankan, perusahaan asuransi, serta konsumen yang sudah tertekan jika ekspektasi pertumbuhan runtuh.

Sejarawan ekonomi Carlota Perez bahkan mewanti-wanti bahwa kejatuhan AI dan kripto dapat memicu kolaps ekonomi global dengan skala yang “tak terbayangkan”.

Seberapa Dalam Bitcoin Bisa Drop Jika Gelembung AI Pecah pada 2026?

CEO Tether Paolo Ardoino memperingatkan bahwa koreksi sektor AI dapat merembet ke pasar kripto pada 2026. Ia menyebutnya sebagai “risiko terbesar bagi Bitcoin” tahun tersebut, dengan merujuk pada korelasi positif Bitcoin terhadap pasar saham AS sebagai dasar pandangan bearish-nya.

Grafik koefisien korelasi 52-minggu BTC/USD dan Nasdaq 100 | Sumber: TradingView

Ardoino menambahkan bahwa koreksi BTC tidak akan separah bear market 2022 (-77%) dan 2018 (-84%), seiring meningkatnya eksposur institusional terhadap Bitcoin.

Per Desember, Bitcoin tercatat turun sekitar 30% dari rekor tertingginya di US$106.200.

Baca Juga: Pasca Crash 35%, 3 Sinyal Ini Beber Bitcoin Sedang Ukir "Market Bottom"

Analis Nomad Bullstreet menilai harga Bitcoin kemungkinan tidak akan turun di bawah biaya produksi rata-rata per koin di kisaran US$71.000–US$75.000, area target yang sebelumnya juga ditunjukkan oleh pola bearish flag BTC yang sedang terbentuk.

Grafik harian BTC/USD | Sumber: TradingView

Sementara itu, sebuah laporan yang dikaitkan dengan Fundstrat Global Advisors, serta Fidelity, memproyeksikan harga Bitcoin dapat tergelincir ke US$60.000–US$65.000 pada 2026.

Baca Juga: Analisis: Bear Flag Tahun Baru Bitcoin Picu Target BTC US$76.000 Berikutnya

Artikel ini tidak berisi nasihat atau rekomendasi investasi. Setiap langkah investasi dan perdagangan melibatkan risiko, dan pembaca harus melakukan riset mereka sendiri saat membuat keputusan. Meskipun kami berupaya menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu, Cointelegraph tidak menjamin keakuratan, kelengkapan, atau keandalan informasi apa pun dalam artikel ini. Artikel ini dapat berisi pernyataan yang berwawasan ke depan yang tunduk pada risiko dan ketidakpastian. Cointelegraph tidak akan bertanggung jawab atas kerugian atau kerusakan yang timbul dari ketergantungan Anda pada informasi ini.