Cointelegraph
Zummia FakhrianiZummia Fakhriani

Kisah Tragis Bitcoin: Ayah Tunggal Kehilangan 1 BTC Senilai US$90.000

Kisah tragis ayah tunggal kehilangan 1 BTC akibat pig butchering. Bukti bahwa keamanan multisig tercanggih pun bisa runtuh menghadapi manipulasi psikologis.

Kisah Tragis Bitcoin: Ayah Tunggal Kehilangan 1 BTC Senilai US$90.000
Berita

Sebuah kisah memilukan yang dibagikan penasihat Bitcoin Terence Michael di X menyingkap sisi tergelap dunia kripto: bahkan sistem keamanan paling canggih pun dapat runtuh ketika berhadapan dengan kerentanan emosi manusia.

Seorang ayah tunggal yang baru bercerai, dengan susah payah menabung untuk mengumpulkan 1 Bitcoin (BTC) demi masa depan anaknya dan persiapan pensiun, menjadi korban penipuan pig butchering yang brutal, kehilangan hampir US$90.000 (Rp1,5 miliar). Kisah ini menjadi peringatan keras tentang urgensi edukasi dan kewaspadaan di tengah maraknya skema penipuan kripto yang kian canggih.

Jebakan Emosi dan Runtuhnya Lapisan Keamanan

Klien tersebut baru saja beralih dari Coinbase ke pengaturan wallet multisignature yang dirancang ketat. Private key (kunci privat) dibagi antara dirinya, Terence Michael, dan firma kustodian Unchained. Ini adalah sebuah skema yang dimaksudkan untuk memaksimalkan keamanan sekaligus mendukung perencanaan warisan. Namun, hanya dalam hitungan hari, seluruh sistem itu runtuh.

Ia terjerat rayuan seorang penipu yang menyamar sebagai perempuan menarik, menawarkan janji penggandaan Bitcoin melalui skema investasi palsu, lengkap dengan iming-iming reuni Natal yang hangat dan penuh harapan. Penipu tersebut kemudian meminta transaksi yang mengharuskan tanda tangan dari Michael dan Unchained, sebuah permintaan yang segera memicu red flag (tanda bahaya).

Baik Michael maupun Unchained sudah berulang kali memperingatkan klien tentang kejanggalan tersebut. Berjam-jam dihabiskan untuk edukasi dan upaya pencegahan. Namun, didorong oleh rasa kesepian, harapan, dan keinginan untuk percaya, klien tetap melanjutkan transaksi itu. Semua upaya gagal. Kenyataan pahit baru terungkap lewat pesan teks saat Michael sedang makan malam: seluruh Bitcoin telah lenyap.

Baca Juga: Awas, Serangan ‘Pixnapping’ di Android Bisa Bobol Seed Phrase Crypto Wallet Anda

Ancaman Global yang Makin Besar

Kisah ini mencerminkan tren global yang semakin mengkhawatirkan. Komisi Perdagangan Federal AS (FTC) melaporkan kerugian senilai US$9,3 miliar akibat penipuan online yang menargetkan kelompok rentan, termasuk lansia, sepanjang 2024. Data tersebut juga diperkuat oleh Pusat Pengaduan Kejahatan Internet FBI.

Di San Jose, kasus serupa dilaporkan oleh Decrypt pada 9 Desember 2025, di mana ChatGPT justru membantu korban mengidentifikasi penipuan pig butchering senilai US$1 juta. Insiden ini menunjukkan bahwa AI kini juga berperan dalam melawan ancaman tersebut.

Ironisnya, bahkan dompet multisig, yang dirancang untuk menghilangkan risiko kegagalan tunggal, tidak mampu melindungi pengguna dari manipulasi psikologis. Ini menegaskan bahwa titik terlemah dalam ekosistem kripto bukanlah kodenya, melainkan manusia itu sendiri.

Pelajaran Pahit dan Jalan ke Depan

Kasus ini menyoroti paradoks mendasar Bitcoin. Sifatnya yang permissionless memberi kedaulatan penuh kepada individu, namun sekaligus membuka ruang bagi kesalahan personal yang fatal. Terence Michael, dengan nada berat, mengakui bahwa meskipun timnya telah menerapkan penundaan dan edukasi, mereka tidak memiliki wewenang untuk memaksa klien menghentikan keputusan tersebut.

Insiden ini juga muncul di tengah meningkatnya perhatian regulator. Pada September 2025, Departemen Keuangan AS menjatuhkan sanksi terhadap 19 entitas di Asia Tenggara yang terlibat dalam jaringan penipuan serupa. Investigasi Reuters pada 23 November 2023 bahkan melacak aliran dana penipuan pig butchering senilai US$90 juta, menegaskan skala global masalah ini.

Ke depan, para ahli dari firma keamanan blockchain seperti Unchained dan The Bitcoin Adviser diharapkan dapat membagikan wawasan (insight) guna memperkuat protokol kustodian. Tidak hanya dari sisi teknis, tetapi juga dari aspek perilaku dan edukasi pengguna. Regulator pun berpotensi mendorong program literasi investor yang lebih ketat, memadukan keamanan teknologi dengan pemahaman mendalam tentang taktik manipulasi sosial.

Baca Juga: Gempar, Analis Kondang Ini Sebut XRP sebagai "Scam"

Artikel ini tidak mengandung nasihat atau rekomendasi investasi. Setiap langkah investasi dan perdagangan melibatkan risiko, dan pembaca harus melakukan riset mereka sendiri saat membuat keputusan. Sementara kami berupaya menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu, Cointelegraph tidak menjamin keakuratan, kelengkapan, atau keandalan informasi apa pun dalam artikel ini. Artikel ini dapat berisi pernyataan berwawasan ke depan yang tunduk pada risiko dan ketidakpastian. Cointelegraph tidak akan bertanggung jawab atas kerugian atau kerusakan yang timbul dari ketergantungan Anda pada informasi ini.