Hampir seluruh pasokan Bitcoin kini berada dalam kondisi profit setelah reli terbarunya, tetapi lonjakan leverage serta “crowded call positioning” menjadi sinyal adanya kerentanan jangka pendek, menurut analisis on-chain terkini.

Per Rabu (8/10), 97% pasokan Bitcoin (BTC) senilai US$121.861 parkir dalam posisi profit, sebagaimana diungkap oleh penyedia analitik blockchain Glassnode.

“Melanjutkan tren akumulasi, reli Bitcoin ke rekor all-time high baru telah mengangkat hampir seluruh pasokan beredar kembali ke zona profit.”

Tingkat profit yang melambung sering kali mendahului fase konsolidasi, dan profit yang terealisasi masih terkendali, “menandakan rotasi yang tertata alih-alih tekanan distribusi,” imbuh para analis.

Artinya, investor secara bertahap mengambil profit dan menata ulang portofolio ketimbang menjual secara panik. Pola ini menandakan bull market yang sehat, di mana aksi ambil untung diimbangi dengan arus permintaan baru.

Baca Juga: Analis: Target Bitcoin US$300.000 Makin Terlihat Mungkin

Potensi Koreksi ke US$117.000

Glassnode menggunakan “Cost Basis Distribution Heatmap” untuk menyoroti area support struktural, mencatat bahwa dukungan tipis berada di kisaran US$121.000–US$120.000, dan yang lebih kokoh di sekitar US$117.000 — zona di mana sekitar 190.000 BTC terakhir kali dibeli.

“Meski fase price discovery secara inheren membawa risiko kelelahan, potensi koreksi menuju area ini dapat memicu kembali permintaan saat pembeli baru berupaya mempertahankan area masuk yang masih menguntungkan.”

Dengan demikia, zona US$117.000 pun menjadi area penting untuk trader pantau sebagai titik potensi “stabilisasi dan kebangkitan momentum”.

Peta Panas Distribusi Cost Basis menunjukkan support di sekitar US$117.000 | Sumber: Glassnode

Lonjakan Volume ETF dan Futures

Glassnode juga mencatat bahwa “lonjakan volume mengonfirmasi permintaan institusional yang solid” di pasar ETF Bitcoin spot dan futures, namun meningkatnya leverage dan funding rate dapat “memicu kerapuhan jangka pendek”.

ETF Bitcoin spot di Amerika Serikat membukukan arus masuk lebih dari US$2,5 miliar hanya dalam tiga hari pertama pekan ini — termasuk hari dengan arus masuk tertinggi kedua sepanjang sejarah, menurut data CoinGlass.

Baca Juga: Di Indonesia, Mencuat Wacana Soal Aset Kripto Naik Kelas Jadi Alat Bayar: Realistis?

Sinyal on-chain pekan ini melukiskan “tren naik yang kokoh namun mulai matang — tetap bertumpu pada permintaan, tetapi makin sensitif terhadap aksi ambil untung dan penyesuaian leverage seiring Bitcoin menavigasi fase price discovery,” simpul para analis.

Harga BTC telah terkoreksi dari puncak Rabu malam di US$124.000 ke tipis di bawah US$122.000 pada waktu publikasi.

Baca Juga: 'Etsy Witch' Konon Bisa Sulap Anda Jadi Miliuner Kripto Hanya dengan US$73!