Trader kawakan Peter Brandt menuturkan, ia tidak melihat Bitcoin akan mencetak US$200.000 sebelum akhir tahun ini sebagaimana yang diprediksi sejumlah eksekutif kripto. Bahkan, ia menilai butuh hampir empat tahun lagi untuk bisa menggapainya.

Bull market Bitcoin berikutnya seharusnya membawa kita menuju sekitar US$200.000. Itu kemungkinan terjadi sekitar kuartal ketiga 2029,” ujar Brandt dalam sebuah postingan X pada hari Kamis (20/11), sembari menekankan bahwa ia adalah “bull jangka panjang Bitcoin.”

Prediksi Brandt ini menonjol karena beberapa alasan. Banyak pendukung Bitcoin (BTC) yang cukup vokal, seperti Co-founder BitMEX Arthur Hayes dan Chairman BitMine Tom Lee, yang sebelumnya menebar prediksi harga BTC akan mencapai minimal US$200.000 sebelum tahun ini berakhir. Lee dan Hayes bahkan kembali menyuarakan keyakinan mereka atas proyeksi tersebut Oktober bulan lalu.

Prediksi Brandt Berseberangan Tajam dengan Para Eksekutif Kripto Lainnya

Proyeksi Brandt juga sangat bertolak belakang dengan target bullish dari para eksekutif kripto seperti CEO Coinbase Brian Armstrong dan CEO ARK Invest Cathie Wood, yang mana keduanya meramalkan harga Bitcoin akan menyentuh US$1 juta pada 2030, atau hanya selisih satu kuartal dari timeline prediksi Brandt, yang menilai harga BTC kala itu kelak justru akan berada sekitar lima kali lebih rendah.

Cryptocurrencies, Bitcoin Price
Bitcoin turun 20,23% dalam 30 hari terakhir | Sumber: CoinMarketCap

Sebagai pengingat, harga Bitcoin sendiri sudah berkutat dalam tren turun hampir sejak mencetak rekor all-time high (ATH) baru di US$125.100 pada 5 Oktober, sebelum merosot hingga ke US$88.000 pada Rabu. Meski sempat memantul sesaat, harganya kembali melemah lebih jauh ke US$86.870 pada waktu publikasi, menurut CoinMarketCap.

Baca Juga: Chart Bitcoin Isyaratkan Bottom di US$75.000, tetapi Analis Prediksi Reli 40% sebelum 2025 Usai

Hanya saja, Brandt menyebut koreksi pasar saat ini sebagai perkembangan yang justru “menyehatkan”.

“Fenomena dump seperti ini adalah hal terbaik yang bisa terjadi pada Bitcoin,” tutur Brandt. Sejumlah analis kripto lainnya baru-baru ini juga menyatakan bahwa secara historis, fase reset seperti ini kerap membuka jalan bagi potensi apresiasi yang lebih besar di masa depan.

Brandt Bilang Bitcoin Mirip dengan Pasar Kedelai Era 1970-an

Pada Oktober lalu, Brandt mengatakan bahwa chart harga Bitcoin mulai memancarkan kemiripan dengan pasar kedelai sekitar 50 tahun silam, yang saat itu mencetak puncak harga sebelum anjlok 50% ketika pasokan global mulai melampaui permintaan.

“Pada 1970-an, kedelai membentuk pola top seperti itu, lalu tergerus 50% nilainya,” ujar Brandt.

Pendiri Capriole Investments, Charles Edwards, berujar bahwa Bitcoin “belum pernah mengalami aksi jual institusional sebesar ini sebagai persentase dari Coinbase Volume sepanjang sejarah.”

Baca Juga: Bitcoin Sentuh Level ‘Paling Bearish’: Apakah Bull Cycle Segera Usai?