Ringkasan:

  • Bitcoin diprediksi menutup bulan Oktober dengan kinerja negatif, mengakhiri rekor 6 tahun berturut-turut “Uptober”.

  • Trader terpecah, sebagian khawatir koreksi besar masih akan berlanjut, sementara yang lainnya tetap optimistis akan tercipta all-time high baru di kuartal IV.


Bitcoin (BTC) diramal akan menutup bulan Oktober di zona merah untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun terakhir, sementara trader masih terbelah mengenai apakah BTC akan melanjutkan tren turun memasuki November.

Bitcoin Akhiri Tren “Uptober”

Setelah enam tahun berturut-turut mencatatkan profit di bulan “Uptober”, tahun ini Bitcoin diperkirakan akan memutus rekor positif tersebut.

Bulan Oktober sering kali dijuluki “Uptober” karena selama satu dekade terakhir sejak 2013, periode ini dikenal sebagai salah satu bulan dengan performa terbaik bagi Bitcoin, di mana hanya dua kali mencatatkan drop, yakni pada 2014 dan 2018.

Rekor tersebut sebelumnya diperkuat oleh enam tahun kenaikan beruntun dari 2019 hingga 2024.

Baca Juga: Rp18,32 Triliun Posisi Kripto Tersapu Likuidasi dalam 24 Jam, Benarkah Bitcoin Akan Drop 20–30%?

Tahun 2025 menjadi titik balik bagi Bitcoin, yang diperdagangkan minus 3,35% sepanjang Oktober, hanya beberapa jam menjelang penutupan bulan.

“Hari terakhir di bulan ini — kita butuh candle hijau yang kuat hari ini, atau kita akan menyaksikan penutupan Oktober merah pertama dalam tujuh tahun,” ujar analis Jelle dalam unggahannya di platform X.

Imbal hasil bulanan Bitcoin, % | Sumber: CoinGlass

Penurunan di bulan Oktober semakin dalam akibat flash crash pertengahan bulan yang dipicu oleh ancaman tarif antara AS dan Cina. Sementara itu, pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh Federal Reserve pada hari Rabu juga belum cukup mengangkat sentimen investor.

“Oktober berubah merah untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun!” tulis TraderAAG di X, seraya menambahkan:

“Pasar kripto benar-benar merendahkan banyak trader bulan ini — momentum memudar, kepercayaan terguncang.”

Analis lain, Crypto Damus, menilai bahwa volatilitas yang dialami Bitcoin bulan ini “tidaklah normal”, mengingat secara historis Oktober merupakan bulan terbaik kedua bagi BTC sepanjang tahun.

November Penuh Ketidakpastian?

Sementara beberapa trader berpendapat Oktober merah hanyalah “pemanasan untuk reli November yang lebih besar”, sebagian lainnya menilai bahwa siklus bullish Bitcoin mulai terguncang dan bisa jadi mendekati akhir.

“Terakhir kali BTC menutup Oktober di zona merah adalah pada 2018, dan saat itu November mencatat drop brutal sebesar 36,57%,” ujar analis Crypto Rover dalam unggahannya di X pada hari Jumat, seraya menambahkan:

“Apakah kali ini kita harus khawatir?”

“Apa arti Oktober yang lemah bagi Bitcoin?” tanya penulis sekaligus analis Timothy Peterson dalam unggahan terbarunya di X, sambil menambahkan bahwa pada dasarnya “tidak ada korelasi antara performa Oktober dan bulan-bulan berikutnya.”

Namun, Peterson mencatat bahwa pertumbuhan Bitcoin di kuartal IV biasanya melambat setelah performa lemah di bulan Oktober.

“Rata-rata imbal hasil Bitcoin dalam tiga bulan setelah Oktober yang lemah hanya sekitar 11% (sejak 2016); sedangkan setelah Oktober yang kuat, rata-ratanya mencapai 21%,” tambahnya.
Performa Harga Bitcoin Setelah Oktober | Sumber: Timothy Peterson


Secara historis, November merupakan bulan terbaik bagi Bitcoin, dengan rata-rata kenaikan sebesar 46% selama 12 tahun sejak 2013. Periode antara Oktober hingga Desember pun dikenal sebagai kuartal terbaik untuk reli harga BTC, dengan rata-rata kenaikan mencapai 78%, menurut data dari CoinGlass.

Baca Juga: Saylor Prediksi Harga Bitcoin Bisa Tembus US$150.000 di Akhir 2025

Melihat beberapa tahun terakhir, Bitcoin mencatat reli sekitar 57% pada Q4 2023 dan 48% pada Q4 2024. Reli terbesar terjadi pada tahun 2017, ketika harga melonjak 480% hanya dalam rentang 1 Oktober hingga 1 Desember.

Imbal hasil kuartalan Bitcoin | Sumber: CoinGlass

Bahkan pada fase bear market, seperti pada 2018 (-42%) dan 2022 (-15%), kerugian tersebut dianggap pengecualian dari tren umum. Namun, bagaimanapun juga, kuartal terakhir setiap tahun selalu menunjukkan pergerakan signifikan bagi harga Bitcoin.

Jika sejarah berulang, aksi harga Bitcoin berpotensi berbalik arah pada November, dan bisa melonjak menuju US$150.000 pada akhir 2025.

Setiap keputusan investasi dan trading mengandung risiko, dan pembaca disarankan untuk melakukan riset sendiri sebelum mengambil keputusan.