Ringkasan:

  • Bitcoin kembali uji batas bawah rentang lokalnya menyusul keputusan The Fed untuk memangkas suku bunga.

  • Trader yang bertaruh pada apresiasi harga terlikuidasi nyaris US$1 miliar.

  • Koreksi yang lebih curam di pasar saham bisa picu crash harga BTC sampai 30%.

Bitcoin (BTC) sempat menyentuh level terendah mingguan baru di sekitar US$107.976 saat pembukaan perdagangan Wall Street pada Kamis (30/10), di tengah pasar saham AS yang justru tidak merespons positif sinyal makro.

Grafik 1 jam BTC/USD | Sumber: Cointelegraph/TradingView

Harga BTC Tekan Support di Kisaran US$107.000

Data dari Cointelegraph Markets Pro dan TradingView menunjukkan bahwa aksi harga Bitcoin (BTC) turun mendekati US$107.000.

Level tersebut menandai batas bawah dari rentang harga lokal BTC/USD, sehingga menjadi area penting yang harus dipertahankan oleh para bull.

Pasar kripto ikut terkoreksi bersama bursa saham AS, menyusul pemangkasan suku bunga sebesar 0,25% oleh Federal Reserve yang diumumkan sehari sebelumnya.

Katalis makro yang berpotensi menjadi sorotan pekan ini, yakni kesepakatan dagang antara AS dan Cina untuk mencegah penerapan tarif tinggi mulai 1 November, masih belum menunjukkan kepastian meskipun disertai dengan pernyataan optimistis dari Presiden Donald Trump.

Baca Juga: Pemerintah & Institusi Gandeng Avalanche, Harga AVAX Masih Minus 86%

Dalam unggahan di Truth Social usai pertemuannya dengan Presiden Xi Jinping, Trump menulis bahwa keduanya telah “sepakat dalam banyak hal”.

“Saya baru saja mengadakan pertemuan yang benar-benar luar biasa dengan Presiden Xi dari Cina. Ada rasa saling menghormati yang besar antara kedua negara kami, dan itu akan semakin meningkat dengan apa yang baru saja terjadi,” tulis Trump.

“Kami telah menyepakati banyak hal, dan beberapa lainnya, bahkan yang sangat penting, sudah hampir terselesaikan.”
Grafik harian XAU/USD | Sumber: Cointelegraph/TradingView


Sementara itu, indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite dibuka melemah, sedangkan harga emas kembali menembus di atas US$4.000 per ons.

Di sisi lain, likuidasi masif menandai perjuangan pasar kripto ketika taruhan makro para trader berantakan. Menurut data dari CoinGlass, total likuidasi dalam 24 jam terakhir telah melampaui US$1,1 miliar pada saat publikasi berita.

Likuidasi pasar kripto (tangkapan layar) | Sumber: CoinGlass

Trader Bitcoin Peringatkan Reversal di Pasar Saham “Sudah Dekat”

Terkait prospek pasar, pelaku pasar kripto menunjukkan pandangan yang beragam.

Baca Juga: Trader yang Profit Rp3,16 Triliun dari Shorting Crash Diduga Juga Bertaruh pada Grasi CZ

Beberapa di antaranya, termasuk trader CrypNuevo, menilai bahwa Bitcoin sedang mengulangi pola perilaku “biasanya” menjelang pertemuan suku bunga The Fed.

“Tidak ada yang perlu dikhawatirkan dalam hal struktur pasar atau tren — harga saat ini hanya sedang melakukan koreksi terhadap ketidakseimbangan baru yang terbentuk malam ini,” ujarnya kepada para pengikut di X.

CrypNuevo juga mencatat bahwa harga telah menutup “gap” akhir pekan terbaru di pasar Bitcoin futures CME Group.

Grafik Satu Jam Bitcoin Futures CME Group | Sumber: CrypNuevo/X


Namun, tidak semua pandangan seoptimistis itu. Trader Roman memperingatkan bahwa karena BTC/USD gagal mengikuti pergerakan saham bahkan saat pasar ekuitas menguat, pembalikan arah alias reversal di pasar saham bisa saja memicu aksi jual berikutnya di Bitcoin.

Sementara itu, CoinGlass mengonfirmasi bahwa Oktober 2025 kini tercatat sebagai bulan “merah” pertama bagi Bitcoin sejak 2018, dengan satu hari perdagangan tersisa untuk mengubah arah pasar.

Seperti dilaporkan oleh Cointelegraph, rata-rata kenaikan Bitcoin pada bulan Oktober sejak 2013 mencapai sekitar 20%.

Imbal hasil bulanan BTC/USD (tangkapan layar) | Sumber: CoinGlass

Artikel ini tidak mengandung saran atau rekomendasi investasi. Setiap keputusan investasi dan trading melibatkan risiko, dan pembaca diimbau untuk melakukan riset mandiri sebelum membuat keputusan.