Ringkasan:
Bitcoin berada di jalur untuk mencatat performa Oktober terlemah sejak 2013.
Pada tahun-tahun bull market sebelumnya, Bitcoin selalu mencatat apresiasi minimal 40%.
The Fed mungkin masih bisa beri “nafas tambahan” pada pertemuan pekan depan.
Harga Bitcoin (BTC) parkir di kisaran US$114.469, menempatkan momentum “Uptober” di posisi genting, dengan risiko menorehkan Oktober merah perdana sejak 2018.
Menurut data dari CoinGlass, pada level harga saat ini, BTC/USD masih turun 2,3% dibandingkan level pembukaan bulanan.
Oktober Bearish: Bitcoin Perlu Pulih dari Drop 4%
Tak dimungkiri, bulan Oktober 2025 sejauh ini mengecewakan para bull Bitcoin, setelah lonjakan awal ke level all-time high (ATH) baru justru berbalik menjadi mimpi buruk likuidasi massal.
Kini, harga BTC bergerak dalam rentang sempit antara US$107.000–US$111.500, di mana banyak jarak yang harus dikejar menjelang penutupan candle bulanan.
Data dari CoinGlass menampilkan betapa jauh pasar tertinggal dari performa historisnya: rata-rata kenaikan Bitcoin pada bulan Oktober sejak 2013 mencapai 20%, yang seharusnya menempatkan harganya kini di atas US$130.000.
Sebaliknya, BTC/USD hanya perlu menutup Oktober dengan dip 4% untuk mencatat performa terburuknya dalam 12 tahun terakhir.
THIS IS THE WORST UPTOBER EVER.
— Rekt Fencer (@rektfencer) October 23, 2025
The only worse one was 2014 (-13%).
2013: +60%
2017: +50%
2021: +40%
2025: -4%
Bad Uptober usually means one thing: MOONVEMBER. pic.twitter.com/6BMrNp4afD
Kondisi ini terkesan semakin buruk mengingat 2025 adalah tahun bull market, di mana pada 2017 dan 2021, Bitcoin sama-sama mencatat kenaikan minimal 40% di bulan Oktober.
Adapun, performa Oktober terlemah sepanjang sejarah masih tercatat pada 2014, ketika Bitcoin anjlok 13%.
Momentum Terakhir Uptober untuk Rebound
Sementara itu, data terbaru dari ekonom jaringan Timothy Peterson menyajikan perspektif menarik seputar pergerakan harga Bitcoin (BTC) di tahun 2025.
Baca Juga: Bitcoin Bukan Lagi Inflation Hedge, tapi Barometer Likuiditas: Apa Artinya?
Dalam unggahan grafik di X pekan ini, Peterson menyoroti bahwa bull market saat ini memang mencolok dibanding siklus-siklus sebelumnya, meski bukan dengan cara yang disukai para bull.
Namun, ia mencatat bahwa secara historis, sebagian besar kenaikan harga di bulan “Uptober” biasanya terjadi pada paruh kedua bulan.
“Sekitar 60% dari performa tahunan Bitcoin terjadi setelah 3 Oktober,” tulis Peterson dalam riset sebelumnya pada September lalu.
Baca Juga: Analis Wanti-wanti Investor Waspada Pakai Model Stock-to-Flow Bitcoin
Peterson menambahkan, kabar bahwa Federal Reserve AS kemungkinan akan mengisyaratkan akhir dari kebijakan quantitative tightening (QT) dalam pertemuan pada 29 Oktober bisa menjadi “sinyal besar” bagi pasar.
Seperti dilaporkan Cointelegraph, ekspektasi pasar saat ini menunjukkan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga meski tanpa data inflasi terbaru. Ini menjadi kondisi yang bisa membuka peluang lebih positif bagi aset-aset berisiko seperti kripto.
Artikel ini tidak memuat saran atau rekomendasi investasi. Setiap keputusan trading mengandung risiko; harap senantiasa lakukan riset independen sebelum berinvestasi.