Seorang spekulator berbakat di pasar derivatif kripto yang baru-baru ini mengantongi US$192 juta dari posisi short dengan timing mencurigakan, kini kembali memasang posisi bearish.

Whale trader dengan alamat (0xb317) di crypto exchange derivatif terdesentralisasi Hyperliquid, pada hari Minggu membuka kontrak perpetual short Bitcoin (BTC) dengan isenilai US$163 juta.

Posisi ber-leverage 10x itu sekarang sudah bernilai profit sekitar US$3,5 juta, tetapi akan terlikuidasi jika harga BTC menyentuh US$125.500.

Entitas ini menyedot perhatian komunitas kripto selepas membuka posisi short hanya 30 menit sebelum pengumuman tarif Trump pada hari Jumat (10/10), yang membuat pasar kripto anjlok dahsyat. Sementara menghasilkan profit US$192 juta baginya.

Whale “insider” kembali membuka short besar pada hari Minggu | Sumber: Hypurrscan

Whale Insider” Jadi Kambing Hitam

Entitas ini ramai dijuluki komunitas kripto sebagai “whale orang dalam” karena timing trading-nya yang begitu janggal, hanya beberapa menit sebelum pengumuman besar.

Beberapa pihak bahkan berteori bahwa whale tersebutlah yang memantik leverage flush masif yang menghancurkan pasar kripto di akhir pekan.

“Yang gila, dia nge-short sembilan digit lagi di BTC dan ETH hanya beberapa menit sebelum kaskade terjadi,” tutur pengamat “MLM,” seraya menambahkan, “Dan itu baru yang kelihatan di Hyperliquid, bayangkan apa yang dia lakukan di CEX atau tempat lain.”

“Saya cukup yakin orang ini punya peran besar dalam apa yang terjadi hari ini.”

Baca Juga: Usai Crash Brutal, Harga Bitcoin Bisa Memantul 21% dalam 7 Hari jika Sejarah Berulang: Ekonom

Lebih dari 250 wallet kehilangan status miliuner di Hyperliquid sejak crash hari Jumat lalu, menurut laporan HyperTracker pada Minggu. 

Sementara itu, trader lain yang lebih bullish membuka posisi long Bitcoin senilai US$11 juta dengan leverage 40x.

“Orang-orang kripto hari ini sadar betul apa arti pasar tanpa regulasi: insider trading, korupsi, kejahatan, dan nihil akuntabilitas,” komentar peneliti SWP Berlin, Janis Kluge.

Binance Bantah Terlibat dalam Crash Market

Ada pula tudingan bahwa Binance ikut andil dalam kekacauan pasar belakangan. Itu lantaran order book dan market maker milik mereka dilaporkan gagal (malfungsi), stop-loss tidak tereksekusi, trader terlikuidasi massal, dan sejumlah token sempat depeg atau bahkan hancur ke angka nol.

Adapun, exchange ini merilis pembaruan kepada pengguna dengan klaim bahwa tidak ada crash, melainkan hanya “display issue” (masalah tampilan).

“Kami menyadari adanya spekulasi di pasar terkait penyebab peristiwa ini, di mana sebagian pihak menyoroti peran platform Binance,” ujar perusahaan tersebut pada Minggu.

Binance mengonfirmasi bahwa sepanjang peristiwa itu berlangsung, core futures, spot matching engines, dan API trading “tetap berfungsi normal”.

Binance menangkis tudingan bahwa depegging USDe, BNSOL, dan WBETH menjadi penyebab market crash. Kendati begitu, tim mereka tetap menyalurkan kompensasi sekitar US$283 juta kepada trader yang memegang aset-aset ini sebagai kolateral dan terkena likuidasi.

Native token exchange Binance, BNB (BNB), pun rebound drastis, tepatnya melesat 14% dalam 24 jam terakhir hingga kembali menembus US$1.300.

Baca Juga: Binance Siapkan Kompensasi US$283 Juta: Siapa Trader yang Berhak Klaim?