Fenomena generasi muda, khususnya Gen Z, yang semakin aktif terjun ke investasi kripto menyita atensi Menteri Keuangan Republik Indonesia (Menkeu RI) Purbaya Yudhi Sadewa. Saat ditemui awak media, Purbaya mengapresiasi nyali anak muda yang berani menjajal instrumen investasi baru.
“Bagus untuk berani investasi. Cuman pelajari betul teori-teorinya, crypto tuh apa,” ujar Purbaya.
Menurutnya, kripto adalah aset dengan karakteristik jangka pendek yang menuntut pemahaman mendalam seputar teori serta teknik analisis pasar. Tanpa kemampuan membaca pergerakan harga secara teknikal, peluang untuk berhasil akan sangat terbatas.
Lebih jauh, ia juga mengingatkan bahwa kripto tak bisa dipisahkan dari faktor makro global. Dalam jangka panjang, ucap dia, pergerakan aset digital sangat dipengaruhi oleh dinamika ekonomi dunia, terutama kebijakan dan kondisi pasar di Amerika Serikat.
Baca Juga: Panen! Menkeu Anyar Purbaya Raup Rp1,61 Triliun dari Pungutan Pajak Kripto
Dengan kata lain, Purbaya menegaskan bahwa investasi kripto bukan sekadar tren sesaat, melainkan sebuah arena dengan risiko dan peluang yang nyata, sehingga menuntut literasi dan disiplin tinggi dari para investor muda.
Lonjakan Jumlah Investor Kripto di Indonesia
Merujuk data OJK, per Juni 2025 jumlah konsumen kripto di Indonesia tembus 15,85 juta orang, tumbuh 7,24% dibanding Mei 2025 yang tercatat 14,78 juta. Sementara itu, total transaksi kripto pada Juni berhasil menyentuh angka Rp32,31 triliun.
Pertumbuhan ini sejalan dengan geliat global, di mana kripto kian dipandang bukan hanya sebagai instrumen spekulatif, melainkan juga medium diversifikasi portofolio. Bagi Purbaya, tren ini wajar, sebab Gen Z kian fasih secara digital dan berani mengambil risiko, kendati tetap perlu ditempa dengan literasi keuangan yang mumpuni.
Tidak Ada Pajak Baru untuk Kripto di 2026
Merespons isu kebijakan pajak, Purbaya menegaskan bahwa pemerintah tidak berencana mengenakan pajak tambahan untuk aset kripto pada 2026. Regulasi yang ada, menurutnya, sudah cukup proporsional untuk mengatur ekosistem perdagangan kripto di Indonesia.
“Strateginya adalah menjaga keseimbangan antara penerimaan negara dan iklim investasi yang sehat,” terangnya.
Pernyataan ini memberi sinyal positif bahwa pemerintah mendukung perkembangan industri kripto tanpa menambah beban fiskal berlebihan bagi investor maupun pelaku pasar.
Baca Juga: Pro-Crypto sejak 2017, Tom Lembong: Bitcoin Adalah “The Only Real Crypto”