Strategy hanya akan mempertimbangkan menjual Bitcoin jika saham perusahaan jatuh di bawah nilai aset bersih (net asset value / NAV) dan perusahaan kehilangan akses ke modal baru, ucap CEO Phong Le dalam sebuah wawancara terbaru.
Le menuturkan kepada acara What Bitcoin Did bahwa jika multiple to net asset value (mNAV) Strategy turun di bawah satu dan opsi pendanaan mengering, melepas Bitcoin menjadi tindakan yang “secara matematis” dibenarkan demi melindungi apa yang ia sebut sebagai “Bitcoin yield per share”.
Namun, ia menekankan bahwa langkah tersebut merupakan pilihan terakhir, bukan perubahan kebijakan. “Saya tidak ingin menjadi perusahaan yang menjual Bitcoin,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa disiplin finansial harus mengalahkan emosi ketika pasar berubah brutal.
Model Strategy sendiri bergantung pada penggalangan modal ketika sahamnya diperdagangkan pada premi terhadap NAV dan menggunakan dana tersebut untuk membeli Bitcoin (BTC), sehingga meningkatkan jumlah BTC yang dimiliki per saham. Ketika premi itu hilang, kata Le, menjual sebagian kepemilikan untuk memenuhi kewajiban dapat diterima oleh para pemegang saham jika menerbitkan saham baru justru lebih dilutif.
Baca Juga: Arthur Hayes Peringatkan Monad Bisa Rontok 99%, Labeli ‘VC Coin’ Berisiko Tinggi
Strategy Hadapi Tagihan Dividen US$800 Juta per Tahun
Peringatan tersebut muncul ketika para investor menyoroti melambungnya pembayaran tetap yang terkait dengan serangkaian saham preferen yang diperkenalkan tahun ini. Le memperkirakan kewajiban tahunan mendekati US$750 juta hingga US$800 juta ketika penerbitan terbaru jatuh tempo. Rencananya adalah mendanai pembayaran tersebut terlebih dahulu melalui ekuitas yang dihimpun di atas mNAV.
“Semakin banyak kami membayar dividen dari semua instrumen kami setiap kuartal, itu mengajari pasar bahwa bahkan di bare market, kami akan tetap membayar dividen. Ketika kami melakukan itu, mereka mulai menaikkan harga,” ujarnya.
Selain mekanisme neraca, Le membela tesis jangka panjang tentang Bitcoin sebagai aset langka non-kedaulatan dengan daya tarik global. “Ini non-kedaulatan, memiliki pasokan terbatas… orang di Australia, AS, Ukraina, Turki, Argentina, Vietnam, dan Korea Selatan — semua menyukai Bitcoin,” tambahnya.
Baca Juga: Sejauh Mana Harga Bitcoin Berpeluang Turun? Analis Ini Sebut Angka US$45.880
Strategy Luncurkan Dashboard Kredit BTC
Pekan lalu, Strategy meluncurkan dashboard baru “BTC Credit” untuk meyakinkan investor setelah crash harga Bitcoin terbaru serta aksi jual pada saham digital-asset treasury. Perusahaan, yang merupakan holder korporasi terbesar BTC, mengatakan memiliki cukup cakupan dividen selama beberapa dekade, bahkan jika harga Bitcoin tetap datar.
Strategy mengeklaim bahwa utangnya tetap tercover dengan baik jika BTC turun ke harga pembelian rata-rata sekitar US$74.000, dan masih dapat dikelola bahkan pada US$25.000.
Baca Juga: Van de Poppe Beber Strategi Trading Altcoin Pasca Crash, Incar Target +500%
