Pembaruan 20 Oktober, 1:15 p.m. UTC: Artikel ini telah diperbarui dengan menambahkan komentar dari Dr. Max Li, founder dan CEO OORT.

Coinbase dan Robinhood termasuk di antara sejumlah platform besar yang terganggu oleh pemadaman (outage) data center Amazon Web Services (AWS) pada Senin (20/10). Insiden ini mengangkat kembali risiko ketergantungan pada penyedia cloud terpusat untuk infrastruktur keuangan krusial.

Coinbase, crypto exchange terpusat (CEX) terbesar ketiga berdasarkan volume perdagangan, terdampak oleh outage data center AWS yang melaporkan adanya “peningkatan error rate dan latensi” pada berbagai layanan AWS di wilayah Virginia Utara.

Gangguan AWS tersebut membuat aplikasi mobile Coinbase crash. Akibatnya, banyak pengguna melaporkan masalah saat login, mengeksekusi order, dan melakukan penarikan dana. Aplikasi Base juga turut mengalami gangguan.

Kesehatan Layanan AWS | Sumber: Health.aws.amazon

“Kami bisa mengonfirmasi layanan dan fitur global yang bergantung pada US-EAST-1 juga telah pulih. Kami terus bekerja menuju penyelesaian penuh dan akan memberikan pembaruan begitu ada informasi lebih lanjut,” tulis AWS dalam update pada Senin, sekitar tiga jam setelah outage pertama kali dilaporkan.

“Kami mulai melihat tanda-tanda awal pemulihan, di mana sebagian pengguna sudah bisa mengakses dan menggunakan layanan Coinbase sekarang,” tulis Coinbase dalam postingan X pada Senin, seraya menambahkan bahwa “tim masih mengerjakan isu ini dengan prioritas tertinggi”.

Laporan Status Coinbase | Sumber: status.coinbase.com

Outage AWS terbaru ini menjadi “alarm pengingat” lain bagi industri kripto, menurut Max Li, founder dan CEO platform cloud data terdesentralisasi berbasis AI, Oort.

“Hal ini menyoroti mengapa solusi terdesentralisasi itu esensial,” ujar Li kepada Cointelegraph, seraya menambahkan:

Cloud computing terdesentralisasi menawarkan alternatif yang tangguh dengan mendistribusikan data dan pemrosesan di seluruh jaringan, sehingga mengurangi risiko single point of failure yang dapat berujung pada gangguan layanan total.”

Baca Juga: Akurat Deteksi Market Bottom, Grok Raup Profit 500% Sehari; ChatGPT & Gemini Kalah

Meski tidak ada crypto exchange lain yang melaporkan outage, sejumlah pengguna di platform trading saham Robinhood juga melaporkan keterlambatan eksekusi trading dan masalah pada Application Programming Interface (API).

“Amazon down, Robinhood down, Reddit down, McDonald’s down, Fortnite down,” tulis trader kripto Kushy dalam postingan X pada Senin.

Sumber: Von Wildo

Crash ini terjadi enam bulan setelah pemadaman AWS sebelumnya mengganggu layanan trading di setidaknya delapan crypto exchange, termasuk Binance, KuCoin, MEXC Coinstore, Gate.io, DeBank, Rabby Wallet, dan Weex, sebagaimana dilaporkan Cointelegraph pada April lalu.

Amazon menyebut “masalah konektivitas” sebagai alasan di balik outage April tersebut, yang memengaruhi sedikitnya 12 layanannya.

Baca Juga: Bursa Kripto Baru Siap Jadi Rival CFX, Digawangi Haji Isam & Suami Puan Maharani

Outage Amazon AWS Soroti Pentingnya Infrastruktur Cloud Terdesentralisasi

AWS menyediakan infrastruktur cloud bagi crypto exchange terpusat yang mampu menangani volume transaksi tinggi dengan latensi rendah dalam eksekusi order. Layanan ini digunakan oleh beberapa exchange terbesar, termasuk Binance, Coinbase, BitMEX, Huobi, Crypto.com, dan Kraken.

Adapun pemadaman terbaru ini kembali memantik seruan untuk mengembangkan alternatif terdesentralisasi yang meniadakan risiko single point of failure.

Blockchain layer-1 (L1) Vanar Chain tengah membangun infrastruktur cloud berbasis blockchain untuk mengurangi ketergantungan tersebut. Dua minggu setelah outage AWS pada April, Vanar meluncurkan Neutron, sebuah blockchain layer berbasis AI yang menawarkan rasio kompresi data hingga 500:1. Sistem ini memungkinkan pengguna menyimpan file sepenuhnya on-chain tanpa ketergantungan pada pihak ketiga, menurut CEO Vanar Jawad Ashraf.

“Hal ini membuka kemungkinan baru sepenuhnya: dari sekadar menyimpan file secara on-chain tanpa pihak ketiga, hingga melakukan query dan verifikasi langsung atas informasi di dalam file,” terang Ashraf kepada Cointelegraph.

Internet Computer Protocol menjadi alternatif lain berbasis blockchain, yang menawarkan komputasi, penyimpanan, dan hosting terdesentralisasi di berbagai node global. Penyedia infrastruktur Web3 lain termasuk Filecoin untuk penyimpanan data, Akash Network untuk komputasi terdesentralisasi, dan Render Network untuk layanan komputasi berbasis GPU.

Baca Juga: Apa Itu Bitcoin Kalau Bukan Crypto? Sosok yang Diduga Satoshi Nakamoto Angkat Bicara