Jack Dorsey, pendiri Twitter sekaligus pendukung garis keras Bitcoin, kembali membuat heboh komunitas kripto lewat komentarnya soal apa sebenarnya BTC.
Lewat sebuah unggahan singkat di X pada Minggu, Dorsey menuliskan “Bitcoin bukanlah crypto”. Ujarannya itu pun langsung menuai respons ramai dengan lebih dari 4.000 komentar.
Sebagian pihak berargumen bahwa pencipta anonim BTC, Satoshi Nakamoto, pernah menyebut Bitcoin (BTC) sebagai “peer-to-peer cryptocurrency” di forum Bitcointalk pada 2010 silam. Namun Dorsey menyoroti kata “currency” (mata uang) untuk menekankan akar moneter Bitcoin.
Sebagai early adopter Bitcoin, Dorsey sudah lama dikaitkan dengan rumor perannya dalam penciptaan BTC. Awal tahun ini, Seán Murray dari deBanked bahkan merilis daftar bukti tidak langsung yang mengarah ke sana, meski belum pernah terverifikasi.
Dalam wawancaranya bersama Lex Fridman pada 2020, Dorsey juga sempat membantah ia adalah Nakamoto: “Bukan, dan kalaupun iya, apakah saya bakal mengaku?”
“Crypto” Tak Sekali pun Disebut di White Paper Bitcoin
Merujuk ke akar sejarah Bitcoin, Dorsey menekankan bahwa white paper Bitcoin tahun 2008 sama sekali tidak menyebut kata “crypto” untuk mendukung argumennya bahwa BTC berbeda dari industri kripto secara umum.
Sebaliknya, white paper tersebut menggambarkan Bitcoin sebagai “versi uang elektronik yang sepenuhnya peer-to-peer” dan sebuah “sistem pembayaran elektronik berbasis bukti kriptografis alih-alih kepercayaan.”
Dalam sebuah postingan di Bitcointalk pada Juli 2010, Satoshi Nakamoto juga menyebut Bitcoin sebagai “mata uang digital yang menggunakan kriptografi dan jaringan terdistribusi untuk menggantikan kebutuhan server pusat tepercaya”.
Jadi, Apa Itu Bitcoin?
Saat membedakan Bitcoin dari “crypto”, Dorsey memberikan jawabannya lewat postingan lain hanya sejam sebelumnya, menulis singkat: “Bitcoin adalah uang”.
Dorsey membela status Bitcoin sebagai “uang” dengan menyoroti progres pembayaran BTC bebas biaya lewat Block, perusahaan jasa keuangannya, bersama lengan pemrosesan pembayaran Square.
Ia secara khusus mengutip unggahan user Jamie Selects, yang mengaku berhasil “menjual semua pedagang Square untuk menerima pembayaran Bitcoin” di sebuah pasar lokal, berkat antusiasme pada fitur “bebas biaya pemrosesan di 2026”.
Dorsey sendiri sudah sejak lama mendorong adopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran, bahkan sempat mengimbau agar aplikasi media sosial seperti Signal Messenger mengintegrasikan pembayaran BTC pada April lalu.
Baca Juga: Trump Akan Bersua dengan Xi Jinping 31 Oktober, Pasar Kripto Sontak Terbang!
Status Bitcoin sebagai “uang” selaras dengan visinya bahwa Bitcoin tidak bisa hanya menjadi store of value (penyimpan nilai), melainkan harus mempertahankan fungsinya sebagai alat pembayaran agar tetap relevan.
Kritik dari Komunitas
Faktanya, tidak semua orang sejalan dengan pandangan Dorsey. Sejumlah kritik pun menyoroti keterbatasan skalabilitas Bitcoin, yang berpotensi menyebabkan proses yang lebih lambat serta biaya yang lebih tinggi.
Tak sedikit pula yang menentang klaimnya ihwal “Bitcoin bukanlah crypto”. Kondisi ini menyoroti jurang pandangan antara Bitcoin maximalist dan pendukung ekosistem kripto yang lebih luas, termasuk altcoin.
David Schwartz, salah satu figur penting industri yang akan mundur dari jabatannya sebagai CTO Ripple pada akhir tahun, turut masuk ke dalam pusaran debat dengan menyoroti kebingungan atas cuitan Dorsey.
“Saya sendiri tidak benar-benar tahu apa yang coba Jack komunikasikan di sini. Saya rasa dia berusaha mengatakan bahwa Bitcoin sebaiknya dilihat sebagai sistem pembayaran alih-alih aset spekulatif. Tapi saya sendiri tak tahu pasti,” tulis Schwartz.
Baca Juga: 3 Pakar Beberkan Analisis dan Prediksi Harga Ethereum (ETH) untuk Siklus Ini