CEO Galaxy Digital Mike Novogratz berujar bahwa “planet-planet hampir harus sejajar sempurna” agar Bitcoin mampu mengukir level harga US$250.000 sebelum tahun ini berakhir.
Sejumlah eksekutif kripto belakangan justru semakin teguh pada ramalan mereka bahwa Bitcoin (BTC) akan menyentuh level tersebut di penghujung tahun.
“Waktu menuju akhir tahun hanya tersisa dua setengah bulan,” tutur Novogratz dalam wawancaranya dengan CNBC pada Rabu (15/10), sembari menambahkan:
“Perlu banyak sekali hal luar biasa, bahkan gila, untuk mendorong momentum sebesar itu.”
Pada waktu publikasi, Bitcoin parkir di level US$107.649, merujuk data dari CoinMarketCap. Itu artinya, aset ini harus menguat sekitar 133% dalam sepuluh minggu ke depan untuk mencapai target tersebut.
Novogratz: Bitcoin Mestinya Bertahan di Level US$100.000
Menurut Mike Novogratz, dalam skenario terburuk sekalipun, Bitcoin “seharusnya bertahan” di kisaran US$100.000. Itu ialah level psikologis penting yang pertama kali ditembus pada Desember 2024, tak lama setelah Donald Trump terpilih kembali sebagai presiden Amerika Serikat.
Ia menekankan harga US$100.000, atau “di sekitar level itu, semestinya menjadi batas bawah”.
Bitcoin bahkan sempat mendekati uji ulang (retest) level tersebut belum lama ini, menyusul kebijakan tarif 100% Trump atas Cina yang memicu crash pasar pada 10 Oktober, menumbangkan harga ke US$102.000.
“Untuk sisi naik, Anda tidak akan benar-benar mendapat akselerasi sebelum menembus level US$125.000,” ujar Novogratz, merujuk pada rekor all-time high terbaru Bitcoin di US$125.100 pada 5 Oktober. Ia menimpali:
“Jadi, pandangan paling realistis saat ini adalah pergerakan harga akan berkisar antara US$100.000 hingga US$120.000 atau US$125.000, kecuali jika kita berhasil menembus sisi atasnya.”
Novogratz juga menyebutkan bahwa pemicu potensial untuk mengantarkan harga menembus rekor ATH tersebut antara lain jika Trump berupaya memengaruhi Federal Reserve “secara prematur”, atau kalau rancangan undang-undang struktur pasar kripto, CLARITY Act, berhasil disahkan tahun ini.
“Dua hal itu saya anggap sebagai katalis utama,” tuturnya dalam wawancara bersama CNBC pada Rabu (16/10).
Industri kripto secara luas saat ini tengah memantau keputusan The Fed terkait suku bunga, yang dianggap sebagai katalis bullish bagi Bitcoin setelah pemangkasan suku bunga pertama tahun ini pada September.
Menurut alat pemantau CME FedWatch Tool, terdapat kans 96,7% bahwa The Fed akan kembali memangkas suku bunga pada pertemuan 29 Oktober mendatang.
Beberapa Analis Menilai Harga Akhir Tahun Bitcoin Bukan Hal Penting
Meski sejumlah eksekutif kripto masih optimistis Bitcoin akan melonjak hingga US$250.000 pada akhir tahun ini, sebagian analis justru menilai harga penutupan tahun bukanlah faktor yang esensial.
Dalam podcast Bankless awal bulan ini, Ketua BitMine, Tom Lee, dan co-founder BitMEX, Arthur Hayes, menyatakan keyakinannya bahwa Bitcoin masih berpotensi mencapai rentang US$200.000 hingga US$250.000 sebelum tahun berakhir — proyeksi yang telah mereka pertahankan sepanjang tahun ini.
Baca Juga: Grafik Bitcoin Serupai Gelembung Kedelai 1970-an, Akankah BTC Crash ke US$60K?
Namun, tak semua analis sepemikiran. Beberapa di antaranya menganggap fokus berlebihan pada harga akhir tahun tidaklah berdasar secara statistik.
Analis Bitcoin, PlanC, menulis pada 5 September, “Siapa pun yang berpikir bahwa Bitcoin harus mencapai puncaknya pada kuartal keempat tahun ini, berarti tidak memahami statistik maupun probabilitas”.
Baca Juga: Standard Chartered Beber Faktor Satu Ini Akan Antar Harga Bitcoin ke US$200.000