Platform intelijen crypto Nansen sedang bersiap meluncurkan sebuah artificial intelligence (AI) agent yang dirancang agar trading aset crypto on-chain lebih intuitif. Langkah ini disebut bisa mengalihkan lebih banyak value alias nilai kembali ke blockchain publik seperti Ethereum.
Pada Kamis (25/9), perusahaan ini mengumumkan bahwa mereka akan meluncurkan Nansen AI, yakni mobile agent yang menggunakan percakapan alami alih-alih grafik trading untuk memberikan wawasan (insight) pasar.
Antarmuka trading baru ini berupaya menyingkirkan grafik trading tradisional dan menghadirkan AI agent sebagai antarmuka utama untuk trading on-chain, menyajikan wawasan lewat apa yang Nansen sebut sebagai “percakapan alami” alih-alih grafik teknikal.
Dibangun di atas keberlimpahan data Nansen yang mencakup lebih dari 500 juta alamat berlabel, platform ini mengusung misi yaitu menyuguhkan investor informasi yang lebih cepat dan akurat dibanding alat general-purpose seperti ChatGPT atau Claude.
“Kami memulai dari riset dan insight terlebih dahulu, membantu pengguna menemukan dan memutuskan lebih cepat,” tutur Logan Brinkley, Head of Product UX & Desain di Nansen, kepada Cointelegraph, seraya menambahkan:
“Eksekusi ada dalam roadmap, tetapi kami ingin memvalidasi core loop, mengoptimalkan kemampuan agent, dan membangun kepercayaan sebelum menghadirkan alur trading.”
Saat peluncuran, Nansen mengatakan platform akan mendukung self-custodial wallet yang terintegrasi dengan Ethereum dan blockchain papan atas lainnya yang berbasis Ethereum Virtual Machine (EVM), yang mencakup dukungan untuk 25 jaringan paling diminati dengan rencana ekspansi ke lebih banyak lagi.
“Begitu trading tayang, agent akan menyiapkan order, dan pengguna akan selalu dimintai konfirmasi final sebelum segala hal dieksekusi,” jelas Brinkley. “Anggap saja layaknya AI co-pilot, di mana manusia tetap menjadi pihak yang memberi keputusan final.”
CEO Nansen: AI Agent di Trading Crypto Akan “Se-natural” Mobile Banking
Nansen AI mengatakan platform barunya dirancang agar trading aset digital menjadi lebih intuitif.
Platform trading crypto berbasis AI agent akan terasa “se-natural mobile banking saat ini,” menurut Alex Svanevik, co-founder sekaligus CEO Nansen.
“Selama bertahun-tahun, investor bergantung pada dashboard dan grafik statis untuk memahami market,” ujar Svanevik, seraya menimpali:
“Platform ini memberikan insight lewat percakapan alami dan langsung terhubung ke portofolio investor, memungkinkannya menganalisis faktor pendorong kinerja dan mengatribusikan perubahan secara real time.”
Platform agentic anyar Nansen ini disebut akan mampu “mempersolid pengambilan keputusan dan berkontribusi pada adopsi blockchain yang lebih bertanggung jawab,” tutur Justin Sun, pendiri Tron Network. “AI agent akan memainkan peran sentral dalam ekosistem aset digital, mengubah cara pelaku pasar dalam mengakses dan menafsirkan informasi.”
Adapun sebagian AI agent kini sudah mulai mengeksekusi transaksi blockchain otonom, seperti Luna, sebuah program AI di Virtuals Protocol yang baru-baru ini membayar agent lain untuk layanan pembuatan gambar.
Beberapa perusahaan venture capital, termasuk Pantera Capital dan Dragonfly, diketahui juga tengah mengamati tren ini. Hanya saja, mereka belum berinvestasi dalam jumlah fantastis, menurut panel diskusi di Consensus 2025 di Hong Kong.
Menurut estimasi Nansen, mereka akan meluncurkan trading agentic berbasis AI pada akhir kuartal IV 2025.