Token-token scaling (penskalaan) Ethereum menorehkan performa yang lebih perkasa dibanding mayoritas pasar kripto menyusul crash akhir pekan. Ini menandakan resiliensi harga yang lebih tangguh di antara proyek layer-2 (L2) yang dibangun di atas jaringan smart contract terbesar di dunia itu.
Solusi scaling L2 Ethereum Mantle (MNT) rebound 31% pada Senin (13/10), menjadi top gainer ketiga di antara top 100 aset kripto yang dilacak CoinMarketCap.
Token Arbitrum (ARB) dan Immutable (IMX) juga membukukan kenaikan dua digit, sementara token Polygon (POL) mencatat rebound 8% dalam 24 jam terakhir hingga waktu publikasi.
Sejumlah analis menyoroti membludaknya utilitas token MNT di ekosistem exchange Bybit sebagai alasan di balik rebound setelah peristiwa likuidasi senilai US$19 miliar.
“Momentum Mantle memang kokoh akhir-akhir ini, terutama berkat utilitas dari integrasi Bybit, variasi produk yang ditawarkan, serta treasury yang cukup besar,” ujar Jake Kennis, senior research analyst di platform intelijen blockchain Nansen, kepada Cointelegraph.
Dinamika ini membuat harga token MNT naik tiga kali lipat dalam tiga bulan terakhir, tambahnya.
Baca Juga: Usai Crash Brutal, Harga Bitcoin Bisa Memantul 21% dalam 7 Hari jika Sejarah Berulang: Ekonom
Alamat aktif Mantle terdongkrak 117% secara week over week, menandai “pertumbuhan terkuat di antara semua L2”, menurut analis blockchain SatyaXBT.
“Ekspansi Bybit dan traksi on-chain Mantle mulai membentuk feedback loop solid antara CEX dan L2,” tulisnya dalam unggahan X pada Senin.
Bybit meluncurkan berbagai kampanye serta produk staking untuk MNT pada Agustus, disusul roadmap bersama Mantle yang mencakup trade dengan slippage lebih rendah, opsi pembayaran baru, serta fitur savings yang diperluas. Inisiatif ini menjadi permulaan dari Mantle 2.0, yang bertekad membangun jaringan sebagai institutional “chain likuiditas” untuk aset dunia nyata yang ditokenisasi, menjembatani centralized finance (CeFi) dan decentralized finance (DeFi).
“Mantle bukan lagi sekadar L2, melainkan fondasi dari ekosistem Bybit. Ini bukan sekadar kemitraan biasa, melainkan langkah untuk dominasi RWA,” tulis Delphi Digital di X pada 3 September.
“Update ini menggeser posisi token Mantle menjadi aset utilitas Bybit.”
Bybit juga berpeluang menambah likuiditas lewat grant seperti US$200 juta Mantle EcoFund, yang dirancang untuk mendanai aplikasi dalam ekosistemnya.
Baca Juga: Mengapa Likuidasi Crypto Terparah Tempo Hari Tak Berimbas ke Fundamental Jangka Panjang?
Token MNT Bisa Diuntungkan dari Turbulensi Binance
Sejumlah pengamat industri menyebut reli Mantle juga terdorong oleh kekacauan teknis Binance selama volatilitas pasar akhir pekan lalu. Binance mengakui adanya delay atau keterlambatan dan error tampilan pada Jumat akibat membludaknya volume trading.
Walaupun Binance tetap online, sejumlah “modul platform” mengalami “glitch teknis” yang menyebabkan tiga aset kripto di exchange tersebut sempat depeg, termasuk Ethena synthetic dollar (EUSDE), Binance Staked Solana (BNSOL), dan Wrapped Beacon ETH (WBETH).
Binance kemudian menggelontorkan kompensasi sekitar US$283 juta kepada pengguna yang terdampak gangguan tersebut, sebagaimana diumumkan pada Minggu.
“Pasca kekacauan di Binance, di mana orang tidak bisa mengatur posisi mereka, Bybit justru berjalan mulus,” ujar analis blockchain Finish, sembari menimpali bahwa “Bybit akan memimpin, dan MNT bakal melesat kencang.”
Terlepas dari rumor ihwal manipulasi pasar, Kazmierczak dari Redstone menegaskan bahwa koreksi ini “jelas merupakan fenomena pasar autentik, bukan sekadar glitch exchange,” ucap Marcin Kazmierczak, co-founder Redstone blockchain oracle, kepada Cointelegraph, seraya menambahkan:
“Ketika Presiden Trump mengumumkan tarif 100% untuk Cina sekitar pukul 5 sore ET pada Jumat, 10 Oktober, crypto market menjadi satu-satunya outlet bagi investor global untuk melampiaskan kepanikan mereka.”
Lantaran segenap pasar global lain tutup kala terbitnya pengumuman itu, “crypto menyerap sepenuhnya gelombang panic selling yang biasanya tersebar di berbagai kelas aset,” imbuhnya.
Baca Juga: Trader yang Kantongi Profit US$192 Juta dari Short Crash Crypto, Kini Berulah Lagi!
Artikel ini tidak memuat nasihat ataupun rekomendasi investasi. Setiap keputusan investasi dan trading mengandung risiko, dan pembaca wajib melakukan riset mandiri sebelum mengambil keputusan.