JPMorgan tengah menyusuri langkah ekspansi yang lebih jauh ke ranah blockchain dan kripto. Mereka kabarnya mulai merancang rencana untuk meluncurkan layanan trading kripto, menurut salah satu eksekutif perusahaan.

Hanya saja, perihal mengelola kustodian kripto secara langsung masih dikesampingkan untuk saat ini.

Berbicara di acara Squawk Box Europe CNBC pada Senin (13/10), Scott Lucas, Global Head of Markets and Digital Assets JPMorgan, mendapat pertanyaan apakah bank raksasa itu akan menyusul kompetitornya seperti Citibank dalam menawarkan layanan kustodian kripto bagi klien.

Sebagai jawaban, Lucas memaparkan langkah tersebut belum berada di “cakrawala waktu dekat” bagi JPMorgan. Ia menekankan bahwa fokus mereka saat ini adalah menghadirkan layanan trading kripto.

“Menurut saya Jamie [Dimon] sudah cukup eksplisit pada investor day bahwa kami akan terjun dalam trading aset tersebut, tetapi custody belum ada dalam radar kami saat ini,” ucapnya, lalu menambahkan:

“Ada banyak pertanyaan soal selera risiko internal kami dan seberapa jauh kami mau menapaki jalur itu, mulai dari aspek trading hingga sisi lain dari bisnis, dan saya rasa kustodian mungkin akan menyusul kemudian,” terang Lucas.

Lucas mengungkapkan JPMorgan saat ini tengah menimbang seperti apa wujud “kustodian yang tepat” bagi perusahaan.

Scott Lucas membahas pendekatan JPMorgan terhadap sektor blockchain | Sumber: CNBC

Strategi ‘and’ JPMorgan dalam Kripto

Dalam wawancara itu, Lucas berulang kali menyinggung pendekatan “and” ala JPMorgan, menjelaskan bahwa bank ini berupaya memaksimalkan beragam peluang di sektor kripto, alih-alih terpaku hanya pada satu opsi versus yang lain.

“Saya rasa dalam cara kami menjamahi sektor ini, kami benar-benar mengambil pendekatan ‘and’. Ada pasar yang sudah eksis, dan ada pula peluang untuk melahirkan hal-hal baru. Dan peluang ‘and’ itu tidaklah eksklusif, tidak harus memilih salah satu saja,” ucapnya.

Baca Juga: Trader: Ada 'Peluang Besar' Ini Adalah Awal dari Bull Market Crypto

Sepanjang tahun 2025, JPMorgan perlahan merambah jalur yang lebih luas dan ambisius dalam ranah kripto serta blockchain. Dan langkah ini ditandai dengan aliansi strategis bersama para raksasa industri, salah satunya Coinbase, sebagai contoh paling menonjol.

Keterlibatan yang kian intens ini rupanya sebagian dipacu oleh perubahan nada dari sang CEO yang dulunya dikenal skeptis tentang kripto, Jamie Dimon.

Setelah sekian lama dikenal gemar mengkritik keras sektor kripto, Dimon pada Agustus lalu akhirnya mengakui dirinya kini menjadi seorang “believer in stablecoin” dan menilai teknologi blockchain memang punya nilai intrinsik.


Berbicara mengenai deposit token JPMD milik JPMorgan, yang diluncurkan dalam fase uji coba di jaringan Base pada Juni lalu, Lucas menuturkan bahwa meski sang raksasa perbankan begitu antusias dengan potensinya untuk melayani klien institusional, mereka juga tetap memantau perkembangan stablecoin.

“Jadi, ketika berbicara tentang JPMD, menurut saya ini sangat menarik, ada peluang nyata bagi kami untuk memikirkan bagaimana kami bisa menghadirkan layanan berbeda untuk para klien di sisi kas. Sekaligus menjawab permintaan klien untuk hal-hal seperti stablecoin,” ujarnya, seraya menambahkan:

“Dan strategi ini masih terus berevolusi, seperti yang bisa Anda pahami. Baru beberapa bulan terakhir ini kami mengantongi regulasi yang lebih jelas mengenai bagaimana peluang tersebut terbentuk.”

Dalam cakupan industri blockchain yang lebih luas, Lucas juga menekankan bahwa JPMorgan tidak melihat hanya ada satu jaringan — misalnya Ethereum — yang akan menguasai pasar dan menjadi pusat utama aktivitas.

Sebaliknya, ia melihat ada beragam peluang yang bisa dimasuki bank tersebut dalam waktu dekat.

“Menurut saya, tidak akan ada satu jaringan dominan. Faktanya, kami sempat memperkirakan bakal terjadi konsolidasi, tetapi sekarang justru lahir berderet layer-1 baru… artinya, masih terbuka banyak ruang permainan di blockchain publik. Kami jelas menilai ada peluang besar di sana dan akan mengambil langkah konkret dalam beberapa kuartal ke depan,” ujar Lucas.

Baca Juga: Jack Dorsey Desak Kebijakan Bebas Pajak buat Transaksi Bitcoin Skala Kecil