Poin Penting:
Ray Dalio peringatkan pasar adalah zero-sum game.
Ferry Irwandi sebut Bitcoin hanya akan jadi zero-sum game jika untuk spekulasi, bukan saat jadi store of value.
Perbedaan perspektif ini justru saling melengkapi, menegaskan pentingnya memahami dinamika pasar sebelum mengambil keputusan.
Ray Dalio, investor biliuner dan pendiri Bridgewater Associates, telah lama dikenal dengan pandangannya yang konservatif. Di tengah posisinya yang berjarak dari pasar spekulatif, ia kembali menyuarakan peringatan tajam:
“Pasar adalah zero-sum game, dan jika Anda berspekulasi, Anda mungkin akan menjadi pecundang.”
Dalio menjelaskan bahwa pasar yang bersifat zero-sum game adalah medan di mana keuntungan satu pihak berasal dari kerugian pihak lain. Itulah mengapa ia menyarankan investor untuk mencari aset yang lebih aman, seperti TIPS (Treasury Inflation-Protected Securities), yang ia sebut sebagai “salah satu kelas aset teraman”.
Obligasi ini menjamin imbal hasil riil yang melampaui inflasi, membuatnya ideal untuk investor enggan risiko. Dalio juga skeptis pada properti sebagai investasi yang aman lantaran sifatnya yang tidak likuid dan mudah dikenai pajak.
Kapan Bitcoin Jadi Zero-Sum Game? Ini Kata Ferry Irwandi
Adapun menurut CEO Malaka Project Ferry Irwandi, perdebatan apakah Bitcoin termasuk zero-sum game bergantung pada cara memperlakukannya. Jika digunakan murni untuk trading atau spekulasi, aktivitas itu bisa dikategorikan sebagai zero-sum game, karena keuntungan satu pihak setara dengan kerugian pihak lain.
Namun, bila diperlakukan sebagai store of value—misalnya untuk melindungi kekayaan dari inflasi atau devaluasi mata uang—Bitcoin berfungsi sebagai sistem alternatif penyimpan nilai. Ferry juga menegaskan klaim bahwa Bitcoin bukan zero-sum game karena ada biaya produksi adalah keliru, sebab biaya itu justru membuatnya lebih dekat ke negative-sum game.
Rekomendasi Alokasi 15% pada Bitcoin atau Emas
Terlepas dari sikap skeptisnya, pandangan Dalio pada Bitcoin telah berevolusi. Ia kini merekomendasikan alokasi portofolio sebesar 15% pada Bitcoin atau emas untuk mengoptimalkan “rasio imbal hasil terhadap risiko terbaik”.
Saran ini muncul sebagai respons terhadap krisis utang AS yang telah membengkak dan sudah tembus US$36,7 triliun. Dalio menyebut situasi ini sebagai “lingkaran kehancuran utang” (debt doom loop) dan melihat Bitcoin serta emas sebagai diversifikator yang efektif.
Namun, pandangan ini datang dengan nuansa penting. Dalio tetap skeptis soal Bitcoin sebagai mata uang cadangan. Ia meragukan bank sentral mana pun akan mengadopsi aset kripto dalam peran tersebut, mengingat minimnya privasi dan sifat transaksinya yang transparan.
Walau bagaimanapun, faktanya ia pernah mengakui dalam esainya pada tahun 2021 bahwa “Bitcoin adalah penemuan yang luar biasa”.