Menyebut crypto sebagai “Web 3.0”, lapisan ketiga internet yang memungkinkan kepemilikan aset permissionless di Web, justru “meremehkan” signifikansi sebenarnya dari crypto itu sendiri. Menurut Mert Mumtaz, CEO penyedia node remote procedure call (RPC) Helius, crypto pada dasarnya adalah sebuah perombakan total terhadap sistem kapitalisme.
Mumtaz menuturkan, crypto mampu mempercepat seluruh elemen penting yang dibutuhkan agar kapitalisme berfungsi dengan baik, termasuk aliran informasi secara terdesentralisasi, hak kepemilikan yang immutable, keselarasan insentif, transparansi, serta arus modal yang “bebas hambatan”. Ia menambahkan:
“Akhir perjalanan [atau endgame] crypto adalah secara fundamental mengembangkan penemuan manusia paling berpengaruh sepanjang masa: kapitalisme. Kita menyebut crypto sebagai Web 3.0, tapi itu justru meremehkannya — sebenarnya ini adalah kapitalisme 2.0.”
Pada September, Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika Serikat dan Commodity Futures Trading Commission (CFTC), dua lembaga regulator keuangan AS, merilis pernyataan bersama yang menyinggung kemungkinan terciptanya pasar modal yang beroperasi 24/7 di negara tersebut.
Jika berhasil terwujud, langkah ini akan menjadi perubahan besar dari sistem finansial lama yang lambat bergerak dan masih tutup pada malam hari, akhir pekan, serta sebagian besar hari libur.
Regulator AS Isyaratkan Pasar Finansial 24/7 Akan Hadir
SEC dan CFTC memaparkan beberapa poin yang dapat memodernisasi sistem keuangan yang ada, termasuk pasar yang selalu buka, kerangka regulasi untuk kontrak perpetual futures — kontrak futures tanpa tanggal kedaluwarsa — serta regulasi untuk pasar prediksi peristiwa.
“Pasar tertentu, termasuk valuta asing, emas, dan aset crypto, sudah diperdagangkan secara berkesinambungan. Memperluas jam perdagangan lebih lanjut bisa membuat pasar AS lebih selaras dengan realitas ekonomi global yang selalu aktif,” bunyi pernyataan bersama SEC dan CFTC.
Proposal ini berpotensi semakin menghubungkan sistem keuangan tradisional dengan aset digital serta memigrasikan sistem keuangan lama ke pasar modal berbasis internet lewat jalur digital, termasuk tokenisasi aset keuangan dunia nyata di blockchain.
Aset yang ditokenisasi dapat mencakup saham, mata uang fiat dalam bentuk stablecoin, kredit swasta, obligasi, karya seni, barang kolektibel, hingga properti.
Pada Juli lalu, Solana Foundation, organisasi yang mengawasi pengembangan jaringan blockchain Solana, merilis roadmap untuk mengembangkan pasar modal internet hingga tahun 2027.
Roadmap ini muncul di tengah beberapa perusahaan blockchain dan firma keuangan tradisional yang mulai meluncurkan produk-produk yang ditokenisasi, termasuk platform pialang campuran Robinhood, yang pada Juli memperkenalkan perdagangan saham yang ditokenisasi untuk pengguna di Eropa.